Assalamualaykum,
Tahun 2023 ini aku buat goals plan membangun kembali ketertinggalan bisnis (akibat dampak pandemi 3 tahun kemarin), serta belajar kembali ilmu parenting. Kenapa kok ilmu parenting aku masukkan kedalam salah satu goals plan aku di 2023? Karena anak-anak aku sudah mulai beranjak dewasa.
Si kakak (anak aku yang sulung) tahun 2023 ini sudah masuk kuliah, yang nomor dua sudah duduk di bangku kelas 11 dan si bungsu walau masih SD tapi sudah masuk kelas 5 artinya tahun depan sudah kelas 6 dan bersiap untuk duduk di bangku SMP.
Seberapa Penting Growth Mindset Pada Anak
Bicara mengenai growth mindset pada anak, bagi aku sangat penting anak-anak kita memiliki pola pikir growth mindset ini. Apalagi ketiga anak aku semuanya laki-laki, jadi aku perlu ekstra concern dengan pendidikan, agama serta skill life mereka.
Sebab mereka kelak akan menjadi pemimpin, baik untuk dunia, juga untuk anak istrinya kelak. Kalau mereka mendapatkan ilmu pendidikan serta agama yang baik, aku yakin mereka akan menjaga aku juga sebagai ibunya dengan baik.
Dengan Growth Mindset maka anak-anak akan memiliki pola pikir positif dalam hidup. Mereka akan lebih banyak positif thinking ketika menghadapi kendala, sebab mereka memiliki tujuan untuk berkembang dan sukses.
Tentu sukses masing-masing orang memiliki kategori dan definisi yang berbeda, intinya adalah mereka akan mencapai apa yang sudah mereka tuju dalam hidup mereka. Tanpa growth mindset, maka bisa jadi diri mereka akan lemah dan tidak memiliki nilai juang dalam hidup.
Caraku Menumbuhkan Growth Mindset Pada Anak
1. Mengajarkan Anak Berpikir dan Berjiwa Besar
Aku kasih tahu ke anak-anak bahwa, apa yang mereka miliki saat ini (fasilitas atau privilage) adalah usaha dari Ibu dan Bapak. Belum tentu mereka akan dapatkan dan rasakan seumur hidup mereka, sebab mereka memiliki kehidupan masing-masing. Syukur alhamdulillah karunia nikmat ini bisa mereka nikmati sampai turunan mereka nanti.
Jadi anak-anak, aku tanamkan untuk tetap bangun legacy sendiri, untuk punya standar hidup yang tinggi dan lebih baik dari Ibu dan Bapaknya. Jangan pernah merasa puas dengan apa yang sudah mereka miliki tapi tetap bersyukur dengan yang mereka capai juga miliki. Hidup itu seperti roller coaster, ketika di atas jangan terlena dengan persiapkan diri selalu dengan upgrade ilmu dan skill. Ketika posisi sedang di bawah, pikirkan bagaimana bisa naik lagi tanpa menjatuhkan.
2. Menghargai Usaha Anak
Untuk nilai belajar mereka di sekolah, aku tidak menuntut mereka Harus menduduki peringkat satu atau 5 besar. Dengan mendapatkan nilai di atas nilai rata-rata sudah bagus. Yang terpenting adalah mereka paham apa yang sedang mereka pelajari.
Setiap hasil apapun yang mereka kerjakan, aku selalu berusaha menghargai dan memberikan apresiasi atau pujian terlebih dahulu. Setelah itu, sesuai situasi dan kondisi, baru aku bahas bareng lagi bersama anak-anak, apa yang perlu di tingkatkan dari hasil yang mereka lakukan atau kerjakan kemarin. Hal ini juga untuk melatih mereka bahwa apa yang mereka hasilkan apapun itu tetap setiap step kedepan perlu ada inovasi dan peningkatan.
Jadi jangan pernah puas dan terpaku dengan hasil yang sudah mereka dapatkan. Agar hidup mereka tetap penuh semangat dan tidak malas-malasan.
3. Mengajarkan Skill Life
Di zaman yang semakin berkembang ini, skill life perlu sekali mereka miliki. Aku mengajarkan mereka untuk bisa hidup mandiri. Mulai dari membereskan tempat tidur sendiri, mencuci piring sehabis makan, mencuci baju mereka, membuat makanan sendiri, merapikan rumah dan pekerjaan-pekerjaan kecil lainnya.
Sebab di masa sekarang mungkin membayar ART masih terjangkau, tapi 10 tahun nanti bisa jadi jasa ART itu mahal. Kalau ada, tapi kalau tidak ada lagi posisi ART, apa iya pekerjaan rumah tangga menumpuk.
Hal ini aku ajarkan kepada mereka tujuannya adalah agar mereka juga bisa menghargai pekerjaan orang lain dan merasakan kalau cuci piring itu tidak semudah yang di lihat. Perlu perhatikan air bilasnya yang bersih, sabun dan spons nya yang baik, pegang piring yang benar agar tidak terjatuh dan pecah karena licin dan sebagainya.
Jadi anak-anak aku bisa hidup di kondisi dan situasi apapun. Tanpa bingung apa yang harus dilakukan dan tidak cengeng dalam menghadapinya.
4. Belajar Dari Kesalahan
Aku bilang ke anak-anak bahwa gagal itu bukan berarti semuanya berakhir. Bisa jadi cara Allah menegur kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi ke depannya dan belajar dari kesalahan yang ada. Manusia tidak luput dari kesalahan, tetapi bukan berarti tidak bisa menjadi yang benar.
5. Keluar Dari Zona Nyaman
Zona nyaman tidak hanya berupa materi saja tapi juga teman-teman yang baik, saudara yang baik dan sebagainya yang menurut mereka baik-baik semua. Artinya mereka berada di zona nyaman. Anak-anak sering aku ikutkan camp, sering aku ajak untuk ikutan meeting agar mereka bertemu dengan banyak orang.
Dengan bertemu banyak orang, mereka jadi bisa belajar membaca karakter orang, bisa belajar untuk beradaptasi dan mengatasi. Aku juga bilang bahwa di luar sana banyak orang yang jahat, bermuka dua. Di luar sana ada orang yang berjuang untuk mencari nafkah dengan naik turun kendaraan umum, perlu berangkat pagi pulang malam, tidur hanya 3 jam sehari dan makan hanya 1 kali dalam sehari.
Anak-anak perlu melihat itu dan sekali merasakan. Walau doa aku ya jangan sampai mereka merasakan kelaparan, kehujanan atau kepanasan karena hidup. Tapi aku yakin dengan pola pikir growth mindset ini, mereka bisa bertahan hidup dan menjadi orang yang sukses.
5 poin inilah yang aku ajarkan ke ketiga anak aku. Ada saatnya aku agak keras kepada mereka dan ada saatnya aku lembut kepada mereka. Sebab apapun yang nanti mereka jalanin akan menjadi pertanggung jawaban mereka kepada Allah dan tentu juga aku dan suami sebagai orangtua akan diminta pertanggung jawaban juga, pengajaran seperti apa yang kami berikan kepada anak-anak kami.
Nah, teman-teman nih yang sudah punya anak, apakah ada yang sama dengan aku mengajarkan anak-anak juga pola growth mindset ini? Yuk sharing-sharing.
Tidak ada komentar